Spike & Spiko
- Bapak
- Feb 28, 2016
- 1 min read
Waktu Ibu dan Bapak ber-tak'ziah ke rumah asisten sekolah Sigi akhir Januari yang lampau, Bapak menemukan dua ekor ulat sedang asyik melahat dedaunan liar yang tumbuh di dekat sawah depan rumah Bu Iis.
Dengan bantuan Oom Wiku, dan memakai peralatan seadanya, gelas dari minuman kemasan yang ditutup dengan plastik bekas, Bapak berhasil membawa pulang tamu-tamu berduri ini. Awalnya sempat khawatir takut gatal-gatal kalau terkena duri tubuhnya.
Untungnya kandang baru untuk menginap ulat-ulat sudah tersedia. Jadilah ulat-ulat ini, bersama beberapa ekor yang sudah menginap di kandang sementara di rumah, menjadi tamu-tamu awal Hotel Ulat Sigi...yay!

Setibanya di rumah, dua ekor ulat ini kami beri nama Spike dan Spiko.

Terus terang Bapak rada khawatir bagaimana cara membersihkan kandang dengan kehadiran dua ulat berduri ini, karena mereka bergerak sangat aktif, dan durinya itu takut membuat garal tangan...walaupun ketika menangkap mereka Bapak tidak memakai sarung tangan, hanya berbekal secarik kertas bukti transfer ATM.

Ternyata ulat-ulat ini cepat sekali fase larvanya, karena keesokan harinya, dua ekor ulat ini telah menjelma menjadi kepompong. Mungkin sebelum ditangkap, mereka sudah puas melahap semak-semak di sekitar sawah.

Sepertinya sampai saat ini, setelah hampir sebulan lamanya, kedua kepompong ini tidak menetas, dan masih tergantung ditempatnya.
Mungkin tamu-tamu ini tidak mau berpisah dari hotel kami?
Tetapi sepertinya, karena
Comments